traktor roda empat
- teori tentang arsitektur (theory about architecture) bersifat memaparkan tentang what is architecture menurut posisi teoritis arsitek dan paradigma yang dianutnya.
- teori di dalam arsitektur (theory in architecture) berupa teori "apa saja" yang digunakan oleh para arsitek dalam praktik profesionalnya.
- teori arsitektur (theory of architecture) yakni sebentuk teori yang khas arsitektur, mirip teori atom atau teori gravitasi yang muncul serta berlaku dalam ilmu fisika. Teori arsitektur jenis ketiga ini sebenarnya lebih tepat berada dalam kategori theory on architecture, yang menunjukkan adanya academic sense daripada theory about architecture. Meskipun demikian, theory on architecture akan muncul dari adanya theory about architecture, sebagai konsekuensi logis dan menjadi substansi dari paradigma arsitektur yang dianut seorang pencetus teori.
MENGENAL TRAKTOR RODA EMPAT
Traktor roda empat mempunyai kisaran daya
motor penggerak yang besar.
Traktor yang biasa digunakan di taman/kebun mempunyai
daya sekitar 11 kW (15 hp). Traktor ini di pasaran biasa disebut traktor mini atau
traktor kebun. Traktor raksasa yang
biasa digunakan di perkebunan yang luas mempunyaidaya sampai 150 kW (200 hp).
Namun begitu, biasanya traktor
roda empat yang biasa digunakan mempunyai daya antara 30 – 60 kW (40 - 80
hp). Berdasarkan jenis rodanya, traktor dapat digolongkanmenjadi:
1. Traktor satu gardan (two wheel-drive tractor/rowcrop tractor)
Traktor satu gardan banyak digunakan di
perkebunan kecil yang
membudidayakan tanaman larikan seperti; kentang kobis. Traktor ini mempunyai sudut
putar yang kecil, lebar roda
tipis dan jarak antar roda kiri dan kanan dapat diatur. Umumnya daya yang digunakan tidak
terlalu besar, sekitar 22 – 33 kw
(30 – 45 hp).
2. Traktor beroda track
Traktor beroda trac banyak digunakan di
perkebunan yang luas atau di
perkebunan yang masih baru, yang lahannya belum
tertata. Daya penggerak yang biasa digunakan antara
52 – 110 kW (70 – 150 hp). Traktor ini tidak bisa digunakan di jalan raya, hanya
digunakan pada kebun yang satu
kebun yang lain. Kecepatan jalannya rendah, namun
mempunyai daya tarik yang tinggi dan dapat digunakan
pada kondisi ahan yang berat. Karena lebar rodanya
besar maka daya tumpu ke tanah menjadi kecil, sehingga
traktor ini dapat digunakan pada lahan yang lembek
tanpa takut tenggelam.
3. Traktor dobel gardan (two wheel-drive tractor)
Dibanding dengan traktor satu gardan,
traktor dobel gardan mempunyai
daya tarik yang lebih besar. Karena masih
menggunaka roda ban, traktor ini masih dapat berjalan
di jalan raya. Maka banyak pemilik perkebunan memilih
traktor jenis ini.
Ada dua tipe dari traktor dobel gardan,
a. Traktor
dengan roda depan lebih kecil dari roda belakang, daya yang digunakan antara 33 – 67 kW
(45 – 90 hp)
b. Traktor
dengan roda depan sama besar dengan roda belakang,
daya yang digunakan antara 75 – 150 kw(100 – 200 hp)
SENIN, 25 JULI 2011
Fungsi Utama Traktor
Alat Berat - Traktor adalah kendaraan yang didesain secara spesifik untuk
keperluan traksi tinggi pada kecepatan rendah, atau untuk menarik trailer atau
implemen yang digunakan dalam pertanian atau konstruksi. Istilah ini umum
digunakan untuk mendefinisikan suatu jenis kendaraan untuk pertanian. Instrumen
pertanian umumnya digerakkan dengan menggunakan kendaraan ini, ditarik ataupun
didorong, dan menjadi sumber utama mekanisasi pertanian. Istilah umum lainnya,
"unit traktor", yang mendefinisikan kendaraan truk semi-trailer.
Kata traktor diambil dari bahasa Latin,
trahere yang berarti "menarik". Ada juga yang mengatakan traktor
merupakan gabungan dari kata traction motor, yaitu motor yang menarik. Awalnya
dipakai untuk mempersingkat penjelasan "suatu mesin atau kendaraan yang
menarik gerbong atau bajak, untuk menggantikan istilah "mesin
penarik" (traction engine).
Di Inggris, Irlandia, Australia, India,
Spanyol, Argentina, dan Jerman, kata "traktor" umumnya berarti
"traktor pertanian", dan penggunaan kata traktor yang merujuk pada
jenis kendaraan lain sangat jarang. Di Kanada dan Amerika Serikat, kata
"traktor" juga berarti truk semi-trailer.
Instrumen pertanian bermesin pertama adalah
mesin portabel di tahun 1800an, yaitu mesin uap yang bisa digunakan untuk
mengendalikan instrumen mekanis pertanian. Sekitar tahun 1850, mesin penarik
dikembangkan dari mesin tersebut, dan digunakan secara luas di pertanian.
Traktor pertama adalah mesin bajak bermesin uap.
Traktor bisa diklasifikasikan sebagai two wheel
drive, four wheel drive, atau track tractor. Traktor, kecuali track tractor
umumnya memiliki 4 roda dengan dua roda yang lebih besar di belakang atau
keempat roda sama besar. Track tractor memiliki penggerak seperti tank yang
membuatnya mampu bergerak di berbagai medan. Karena traksinya yang sangat
hebat, track tractor menjadi populer di California pada tahun 1930an.
Traktor pada awalnya menggunakan mesin uap.
Pada awal abad ke 20, mesin pembakaran dalam menjadi pilihan utama sumber
tenaga traktor. Antara tahun 1900 hingga 1960, bensin menjadi bahan bakar
utama, dan minyak tanah dan etanol sebagai alternatif bahan bakar. Dieselisasi
mencapai puncaknya pada tahun 1960, dan traktor pertanian modern umumnya
menggunakan mesin diesel yang memiliki output power antara 18 hingga 575 tenaga
kuda (15-480 kW).
Kebanyakan traktor tua memakai transmisi
manual. Traktor jenis ini memiliki beberapa rasio kecepatan, umumnya 3 hingga
6. Kecepatan rendah umumnya dipakai di lahan pertanian sedangkan kecepatan
tinggi umumnya dipakai di jalan.
Sejarah traktor dimulai pada abad ke-18, motor uap barhasil
diciptakan dan pada permulaan abad ke-19 traktor dengan motor uap mulai
diperkenalkan, sementara itu penelitian untuk membuat motor bakar internal
mulai sekitar tahun 1800. Antara 1800-1860 banyak motor bakar internal yang
dibuat, tetapi satupun belum ada yang memuaskan. Baeu de roches Insyiniur
Prancis memberikan sumbangan yang besar pada perkembangan traktor yang ada
sekarang. Selanjutnya pada tahun 1898 Rudolf Diesel seorang Insyiniur Jerman
berhasil membuat motor diesel dan sejak itu traktor berkembang terus.
Di Indonesia sendiri mekanisasi dimulai sejak 1914 diperkebunan
gula tebu di Sidoarjo kemudian berkembang dari perkebunan ke kehutanan. Pada
tahun 1946 pemerintah mulai melakukan percobaan mekanisasi pertanian di dataran
Sekom Pulau Timur dan pada tahun 1951 sampai 1970 pemerintah berusaha mencetak
kader-kader mekanisasi dan pada tahun 1970 berhasil mencetak lulusan pertama
Fatemeta IPB.
KLASIFIKASI TRAKTOR
Penggolongan traktor belum diperoleh keseragaman karena umumnya
didasarkan menurut selera dan kepentingan masing-masing. Pada umumnya traktor
digolongkan menurut daya yang tersedia pada motor penggerak traktor, maka
klasifikasi traktor menjadi berkembang.
Klasifikasi
traktor yang digunakan terutama dalam bidang pertanian dapat didasarkan pada :
1. Menurut
besar tenaganya :
a. Traktor
Besar ( diatas 15 HP)
b. Traktor
Kecil ( lebih kecil atau sama dengan 15 HP)
2. Menurut
bahan bakar :
a. Traktor
Diesel
b. Traktor
Kerosine
3. Menurut
bentuk dan jumlah roda dan sistem traksinya serta putaran roda:
a. Traktor
Roda Ban
- Traktor dengan roda satu
- Traktor dengan roda dua
- Traktor dengan roda tiga
- Traktor dengan roda empat
b. Traktor
Roda Rantai
c. Traktor
Beroda kombinasi roda ban dan rantai.
Berdasarkan
cara penggandengan peralatannya traktor kecil diklasifikasikan dalam tiga
kelompok :
1. Tipe
unit (Integral Maunted Tractor) adalah traktor roda dua yang
peralatannya langsung dihubungkan dengan poros (sumbu as) dengan gigi transmisi.
2. Tipe
Gusur (Trailing Type), peralatannya digandengkan ke traktor dengan pen
(pasak) jadi bekerjanya berdasarkan kekuatan tarik maju kedepan dari traktor.
3. Tipe
Kombinasi (Combination Type), traktor yang dapat dipakai secara tipe gusur
dan tipe unit. Tipe kombinasi menggunakan rantai (chain) sebagai penerus
tenaga dari transmisi ke peralatan cangkul/garu berputar (rotari tiller).
Sejarah traktor dimulai pada abad ke-18, motor uap barhasil
diciptakan dan pada permulaan abad ke-19 traktor dengan motor uap mulai
diperkenalkan, sementara itu penelitian untuk membuat motor bakar internal
mulai sekitar tahun 1800. Antara 1800-1860 banyak motor bakar internal yang
dibuat, tetapi satupun belum ada yang memuaskan. Baeu de roches Insyiniur
Prancis memberikan sumbangan yang besar pada perkembangan traktor yang ada
sekarang. Selanjutnya pada tahun 1898 Rudolf Diesel seorang Insyiniur Jerman
berhasil membuat motor diesel dan sejak itu traktor berkembang terus.
Di Indonesia sendiri mekanisasi dimulai sejak 1914 diperkebunan
gula tebu di Sidoarjo kemudian berkembang dari perkebunan ke kehutanan. Pada
tahun 1946 pemerintah mulai melakukan percobaan mekanisasi pertanian di dataran
Sekom Pulau Timur dan pada tahun 1951 sampai 1970 pemerintah berusaha mencetak
kader-kader mekanisasi dan pada tahun 1970 berhasil mencetak lulusan pertama
Fatemeta IPB.
KLASIFIKASI TRAKTOR
Penggolongan traktor belum diperoleh keseragaman karena umumnya
didasarkan menurut selera dan kepentingan masing-masing. Pada umumnya traktor
digolongkan menurut daya yang tersedia pada motor penggerak traktor, maka
klasifikasi traktor menjadi berkembang.
Klasifikasi
traktor yang digunakan terutama dalam bidang pertanian dapat didasarkan pada :
1. Menurut
besar tenaganya :
a. Traktor
Besar ( diatas 15 HP)
b. Traktor
Kecil ( lebih kecil atau sama dengan 15 HP)
2. Menurut
bahan bakar :
a. Traktor
Diesel
b. Traktor
Kerosine
3. Menurut
bentuk dan jumlah roda dan sistem traksinya serta putaran roda:
a. Traktor
Roda Ban
- Traktor dengan roda satu
- Traktor dengan roda dua
- Traktor dengan roda tiga
- Traktor dengan roda empat
b. Traktor
Roda Rantai
c. Traktor
Beroda kombinasi roda ban dan rantai.
Berdasarkan
cara penggandengan peralatannya traktor kecil diklasifikasikan dalam tiga
kelompok :
1. Tipe
unit (Integral Maunted Tractor) adalah traktor roda dua yang
peralatannya langsung dihubungkan dengan poros (sumbu as) dengan gigi
transmisi.
2. Tipe
Gusur (Trailing Type), peralatannya digandengkan ke traktor dengan pen
(pasak) jadi bekerjanya berdasarkan kekuatan tarik maju kedepan dari traktor.
3. Tipe
Kombinasi (Combination Type), traktor yang dapat dipakai secara tipe
gusur dan tipe unit. Tipe kombinasi menggunakan rantai (chain) sebagai
penerus tenaga dari transmisi ke peralatan cangkul/garu berputar (rotari
tiller).
Reaper merupakan mesin pemanen untuk
memotong padi sangat cepat. Prinsip kerjanya miripdengan cara kerja orang panen
menggunakan sabit. Mesin ini sewaktu
bergerak maju akan menerjang dan memotong tegakan tanaman dan menjatuhkan atau
me-robohkan tanaman tersebut kearah samping mesin reaper dan ada pula yang mengikat
tanaman yang terpotong menjadi
seperti berbentuk sapu lidi ukuran besar.
Pada saat ini terdapat 3 jenis tipe mesin
reaper yaitu reaper 3 row, reaper 4 row dan reaper 5 row.Bagian komponen mesin
reaper adalah sebagai berikut :Kerangka utama terdiri dari pegangan kemudi yang
terbuat dari pipa baja dengan diameter ± 32 mm, dilengkapi dengan tuas
kopling, tuas pengatur ke-cepatan, tuas kopling pisau pemotong yang merupakan
kawat baja, unit transmisi tenaga merupakan rangkaian gigi transmisi yang
terbuat dari baja keras dengan jumlah gigi dan diameter ber-macam-macam sesuai dengan tenaga dan
kecepatan putar yang diinginkan, unit pisau pemotong terletak dalam rangka
pisau pemotong yang terbuat dari pipa besi, besi strip, besi lembaran yang
ukurannya bermacam-macam, pisau pemotong merupakan rangkaian mata pisau
berbentuk segitiga yang panjangnya 120 cm, unit roda dapat
diganti-ganti antara roda karet dan roda besi/keranjang, motor penggerak bensin 3
HP – 2200 RPM dan penggunaan reaper
di-anjurkan pada daerah yang kekurangan tenaga kerja dan dioperasikan di lahan
pertanian dengan kondisi baik.
Cara pengoperasian mesin
reaper adalah sebagai berikut:
1. Sebelum
mengoperasikan mesin reaper, terlebih dahulu potong/panen padi dengan
sabit pada ke 4 sudut petakan sawah dengan ukuran ± 2 m x 2 m sebagai tempat
berputarnya mesin reaper.
2. Sebelum mesin dihidupkan,
arahkan mesin pada tanaman padi yang akan dipanen. Pemanenan dimulai dari sisi
sebelah kanan petakan.
3. Pemotongan dilakukan
se-kaligus untuk 2 atau 4 baris tanaman dan akan terlempar satu tertumpuk di
sebelah kanan mesin tersebut.
4. Pemanenan dilakukan
dengan cara berkeliling dan selesai di tengah petakan.