BIOLERINA SI CANTIK YANG MULAI DILIRIK



BIOLERINA adalah produk hasil karya dari Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKM M) untuk tahun 2017 yang dibuat bersama-sama dengan masyarakat dukuh Sirayu RT 01/ RW 2 Kelurahan Jatirejo, Gunungpati, Kota Semarang. Didaulat sebagai kampung cabai organik, dukuh sirayu menghadapi kendala dalam hal  penyediaan pupuk organik, dimana mendapatkan pupuk organik yang digunakan untuk memupuk tanaman cabai sulit diperoleh, akibat masyarakat yang jarang berprofesi sebagai peternak sapi, kambing, maupun ayam. adapun untuk memupuk dengan pupuk organik masyarakat perlu mengeluarkan uang sebesar Rp. 50.000/ 30 kg di toko pertanian sehingga budidaya cabai menjadi kurang ekonomis. Hal ini yang mendorong TIM PKM M Universitas Negeri Semarang yang terdiri dari Wendi Atanova (21), Annisa Nur Faradila (21), Solechatun (20) membuat program PKM yang berjudul “PEMANFAATAN SERASAH  DAUN  BAMBU DAN AIR CUCIAN BERAS SEBAGAI PUPUK CAIR  DESA JATIREJO KECAMATAN GUNUNGPATI” kondisi lingkungan desa jatirejo banyak ditemukan rimbunan bambu yang tumbuh liar disana, maka muncul adanya ide untuk memberikan pelatihan kepada masyarakat mengenai pemanfaatan serasah daun bambu sebagi pupuk cair. Didalam daun bambu terdapat unsur K dan P, yang baik bagi tanaman. Unsur fosfor (P), bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan akar buah, dan biji. Unsur Kalium (K), meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit. Serasah daun bambu ini akan mudah didapatkan oleh masyarakat sekitar karena kelimpahan dari pohon bambu yang banyak, sehingga tidak harus menunggu masa panen atau musimnya. Selain menggunakan serasah daun bambu, penggunaan bahan lain seperti air cucian beras pun juga berpengaruh dalam pembuatan pupuk cair ini. Air cucian beras adalah bahan organik yang banyak mengandung nutrisi karena berisi larutan dari beras yang pekat dan bahan bakunya selalu tersedia sepanjang waktu untuk membuat pupuk organik cair hayati. Di dalamnya mengandung mikroba/bakteri Pseudomonas fluorescens yang dikenal dapat beradaptasi serta mengkloning dengan baik akar tanaman serta mempunyai keunggulan untuk mensintesis metabolit yang bermanfaat menghambat perkembangbiakan pathogen sehingga mampu mencegah datangnya penyakit pada tanaman. Kebanyakan dari masyarakat yang masih belum paham mengenai manfaat dari menggunakan air bekas cucian beras sebagai media pembuatan pupuk cair. Pupuk cair yang dibuat diaplikasikan untuk memupuk tanaman cabai di dukuh sirayu, setelah selesainya kegiatan program ini harapannya masyarakat bisa membuat pupuk cair dari serasah daun bambu dan air cucian beras dan pupuk cair yang dihasilkan menjadi produk unggulan masyarakat desa jati rejo.
Cara pembuatan
1.Mengisi wadah pembuatan pupuk cair dengan air cucian beras sampai 1/3 wadah penyimpanan
2.Memasukan   dedaunan  yang telah dicincang halus dan   kotoran ternak   sebanyak  2/3 ukuran   wadah pembuatan pupuk cair tersebut.
3.Menambahkan  50  cc  EM  4  sebagai  starter  yang  membantu  fermentasi pembuatan pupuk cair yang dilarutkan dengan 20 liter air dan 2 kg gula pasir
4.Wadah  pembuatan  pupuk  cair dijaga  selalu  tertutup,  agar  tidak  ada  unsur hara yang hilang akibat penguapan.
5.Proses  fermentasi kira-kira memerlukan waktu  4 minggu,  yang  ditandai  dengan  suhu  di  dalam  wadah  tersebut  menurun.  Larutan  dalam  wadah tersebut itulah  yang  disebut  dengan  pupuk  cair. Endapan  di  dasar  wadah dapat digunakan untuk menyuburkan tanah.

6.Cara   Penggunaan   pupuk   organik   cair   dijelaskan   sebagai   berikut: Pengenceran : Agar tidak terlalu kental dosis penggunanaan pupuk cair yang diberikan pada tanaman adalah sebanyak 15 cc/ 1 liter air.