KULTUR JARINGAN PADA ANGGREK

KULTUR JARINGAN TANAMAN ANGGREK
 
                                                   
Anggrek merupakan tanaman hias asli indonesia yang sangat bagus prospeknya untuk dijadikan suatu peluang usaha. Terbukanya peluang usaha didorong tumbuhnya minat masyarakat penggemar yang semakin bertambah, dan kurangnya produksi oleh produsen lokal sendiri, serta kualitas produk yang seadanya.
Pengusaha tanaman hias khususnya anggrek berperan memberi sumbangan besar bagi peningkatan ekonomi masyarakat. Sebenarnya, sektor ini bisa berperan lebih besar lagi, sebab keanekaragaman hayati Indonesia akan anggrek terdapat ribuan spesies merupakan potensi besar untuk membentuk Industri yang kokoh. Salah satu alternatif untuk memperbanyak tanaman anggrek dengan melalui kultur jaringan. Bila dikembangkan secara cermat dan bersungguh-sungguh, tentu dapat menyediakan lapangan kerja yang amat besar..
Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara modern, teknik perbanyakan tanaman ini dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, biji serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbayakan tanaman dengan menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril
KULTUR JARINGAN ANGGREK
Bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, antara lain: mempunyai sifat yang identik dengan induknya, dapat diperbanyak dalam jumlah yang besar sehingga tidak terlalu membutuhkan tempat yang luas, mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam
waktu yang singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin, kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan konvensional. Banyak masyarakat yang memeiliki persepsi negatif terhadap kultur jaringan sehingga perkembangan kultur jaringan di Indonesia sangat lambat.  Mereka beranggapan bahwa kultur jaringan merupakan kegiatan kultur jaringan yang membutuhkan investasi sangat mahal untuk membangun laboratorium serta membeli peralatan dan bahan yang diperlukan..  Sebenarnya kulturjaringan dapat dilakukan dengan investasi yang relatif murah dengan cara melakukan modifikasi-modifikasi peralatan dan bahan yang digunakan.  Kultur jaringan dapat dilakukan oleh siapa saja, karena untuk melakukan kultur jaringan kita hanya memerlukan pengetahuan praktis dan ketrampilan untuk melakukan kegiatan kultur jaringan khususnya perbanyakan anggrek, hal ini dapat dilakukan dirumah dan kita bisa membuat laboratorium kultur jaringan di rumah sendiri, sehingga kegiatan kultur jaringan merupakan kegiatan home industry..  Sudah saatnya kita mengembangkan suatu teknik yang dapat memperbanyak anggrek dengan jumlah yang cukup banyak yaitu dengan teknik kultur jaringan, sebenarnya teknik ini cukup sederhana, hanya masyarakat belum begitu memahaminya . Keadaan ini  mendorong penulis untuk mencoba memperkenalkan kultur jaringan yang prosesnya dapat dilakukan oleh siapa saja dan dapat dilakukan dirumah dengan :
  1.  Memodifikasi Perlengkapan Kultur Jaringan
  2. Ruangan
Ruangan cukup dengan menggunakan minimal ukuran 3 x 3 m, didalam ruangan ini dapat digunakan untuk menyiapkan media, menanam, menginkubasi kultur. Untuk tempat mencuci dapat dilakukan diluar ruangan, sedangkan untuk pembibitan di nursery dapat menggunakann beranda, bahkan kebun di belakang rumah yang dibangun rumah dengan atap paranet.
1. Peralatan

Peralatan yang paling penting dalam kegiatan kultur jaringan adalah autoklaf, fungsinya adalah untuk mensterilakan semua peralatan dan media kultur agar tidak terjadi kontaminasi oleh mikroorganisme. Autoclaf dapat diganti dengan menggunakan panci presto atau rice cooker, sedangkan Laminar air flow cabinet/ meja tanam dapat diganti dengan enkas harganya relatif murah, botol kultur dapat menggunakan botol bekas selai yang harganya lebih murah. Sedangkan tutup botol menggunakan bungkus plastik yang tahan suhu tinggi dan diberi karet gelang. Rak kultur tidak harus terbuat dari almunium atau besi tetapi dapat menggunakan kayu, yang penting bahan tersebut kuat untuk menampung botol-botol kultur. Air Conditioner (AC) diperlukan untuk mencegah suhu tetap stabil, namun penggunaan. AC dalam laboratorium kultur jaringan  bukan suatu keharusan terutama untuk anggrek yang penting dapat mengkondisikan suhu sekitar 25-28 C. pH meter digunakan untuk mengukur pH media, ketika membuat media, alat ini harganya mahal sehingga dapat diganti dengan pH indikator harganya lebih murah,  Alat diseksi merupakan peralatan untuk menanam eksplan ke dalam botol kultur mutlak diperlukan, bunsen atau lampu pembakaran.  Timbangan diperlukan untuk menimbang bahan kimia/ nutrisi  yang diperlukan dalam pembuatan media kultur. Hot plate magnetik stirer digunakan untuk mengaduk sekaligus pemanas dapat diganti dengan menggunakan panci biasa dan diaduk secara manual saja, hand sprayer digunakan untuk menyemprot dalam sterilisasi,

  1. Bahan
Glukosa digunakan sebagai sumber energi untuk eksplan dan planlet yang dapat diganti dengan gula biasa yaitu gula pasir.  Unsur hara adalah bahan kimia anorganik yang diperlukan dalam membuat media kultur dengan menggunakan bahan kimia yang pure analisis dan harganya sangat mahal, ini dapat digantikan dengan menggunakan pupuk Growmore atau pupuk gandasil sebagai unsur hara makro dan mikro] untuk pemadat menggunakan agar bacto, tetapi dapat menggunakan agar biasa harganya relatif murah, sedangkan zat pengatur tumbuh biasanya menggunakan yang pure analisis harganya sangat mahal, ini dapat diganti dengan menggunakan ekstrak tomat, ekstrak pisang dan air kelapa muda, sterisasi bahan dapat menggunakan bayclean/ clorok, untuk vitamin bisa menggunakan vit B1 dan arang aktif dapat menggunakan norit, alkohol digunakan sebagai bahan sterilisasi pada saat menanam eksplan/ planle..
B,Teknik Perbanyakan tanaman dengan menggunakan biji
Penaburan biji dilakukan melalui tahap-tahap kegiatan berikut :
  • Buah dicuci dahulu dengan sabun/detergen hingga bersih kemudian dibilas dengan air mengalir berulang kali .
  • Buah yang sudah dicuci dibawa ke ruang penaburan atau ke dalam enkas, didalam enkas tersebut, ada lampu spirtus, alkohol 70% dalam box stainless steel atau botol selai, botol selai berisi air steril, pinset dan alat alat lain telah dipersiapkan pula.
  • Kemudian buah dijepit dengan pinset dan dicelupkan ke dalam alkohol 70% atau spirtus, buah dibakar dengan api spirtus, dicelupkan ke dalam air steril, dimasukkan ke dalam alkohol 70% diulangi 3 kali
  • Setelah pembakaran yang ketiga selesai dan api yang membakar buah sudah benar benar padam, maka buah langsung dimasukkan ke dalam enkas dan diletakkan diatas cawan petridish
  • Buah dibelah memanjang dengan scalpel steril yang tajam, sehingga akan terlihat biji anggrek berwarna putih dalam jumlah yang sangat banyak, biji berukuran sangat kecil menyerupai serbuk
  • Biji ditaburkan dalam media padat dengan cara mengetuk ngetuk bagian atas pinset dengan jari telunjuk sehingga biji berjatuhan diatas media, supaya biji dapat jatuh secara merata diatas permukaan media (tidak menggumpal gumpal), maka pada saat pinset diketuk, pinset digerakkan mengitari botol, Bila penaburan telah selesai, botol segera ditutup dengan penutup botol, penutup botol biasanya dari  plastik yang dikaret.

Aklimatisasi        
                                                                                                                                                                                               
Akliimatisasi adalah masa adaptasi tanaman hasil pembiakan secara kultur jaringan yang semula kondisinya terkendali kemudian menjadi berubah pada lingkungan yang tidak terkendali. Apabila dalam tahap aklimatisasi berhasil maka secara keseluruhan perkembangbiakan secara kultur jaringan berhasil pula. Masa aklimatisasi ini merupakan masa kritis bagi tanaman karena tanaman yang semula mendapat nutrisi dari media secara tiba-tiba harus mencari makanan (nutrisi) sendiri, caranya adalah sebagai berikut :
  1. Buka tutup botol dan masukkan air sampai setengahnya, goyan botol hingga tanaman dan akarnya terpisah dari agar-agar.
  2. Keluarkan anakan anggrek menggunakan pinset atau kawat yang ujungnya dibengkokkan membentuk huruf “U”. Caranya dengan mengaitkan dan menarik akar anakan anggrek keluar sampai terjatuh ke dalam baskom yang berisi air bersih dan steril.
  3. Cuci anakan anggrek hingga bersih dan tidak terdapat agar-agar
  4. Rendam anakan anggrek di dalam wadah (fungisisda) dengan dosis 2-3 mg per liter air agar tidak ditumbuhi jamur.
  5. Letakkan planlet anggrek di atas wadah dan diangin-anginkan agar bebas dari air. Setelah kering, pindahkan anggrek ke dalam kompot. Satu kompot bisa digunakan untuk 20-40 anakan anggrek, tergantung pada ukuran kompot dan besarnya anakan, kemudian dilakukan pembesaran
Tanaman anggrek banyak diminati oleh banyak orang karena dari warna, penampilan dan harga yang ekonomis. Perbanyakan tanaman anggrek melalui kultur jaringan melalui beberapa tahapan yaitu diawali dari pembuatan media, persiapan eksplan, inisiasi (penanaman), multiplikasi (sub kultur) dan aklimatisasi.

 SUMBER: http://holiskakashi.blogspot.com/2012/12/kultur-jaringan-anggrek-skala-rumah.html